“A brand is no longer the thing what you mention, but it is what the consumer talk about”
Pencitraan di dalam perpolitikan Indonesia semakin menjadi marak, terutama ketika pimpinan tertinggi negeri ini dianggap melakukannya demi melancarkan pengaruh citra seperti apa yang dikenhendakinya. Sementara dari politisi yunior terlihat ada Angelina Sondakh dengan ilmu yang diadopsinya dari FISIP-UI jurusan Komunikasi. Kepiawaiannya memainkan isu di media masa member nilai tambah bagi kehadirannya. Saya katakana kepada Bella (Isabella Fawzi) sulungku yang kini juga sedang menuntut ilmu di tempat sama (FISIP UI jurusan Ilmu Komunikasi) agar lebih banyak memperhatikan langkah Angie dalam mengelola komunikasi politiknya. Saya tambahkan lagi dengan keterangan bahwa dia berhasil menyeruak among the crowds, baik di dalam Partai Demokrat sendiri maupun menjadi artis ‘baru’—karena Angie sendiri bukan artis dalam arti sebenarnya karena sebelumnya ‘hanya’ menjadi Putri Indonesia yang cerdas-muda-berpolitik.
Satu hal yang menjadi kunci utama dalam menyeruak among the crowds itu, bahwa konsistensi yang mengalir serta tidak kaku akan diuji oleh berjalannya waktu. Bahwa kehadirannya dalam medium infotainment hanya boleh dilakukan dalam jangka waktu pendek, dimana selebihnya harus melakukan paradigm shift pada wilayah medium lebih serius lainnya, semisal bicara mengenai teknik jalan keluar dari kisruh PSSI, Ujian Nasional dan kehadiran CAFTA pada dunia pariwisata Indonesia. Karena isunya dulu Angie adalah salah satu calon Menteri pengganti Pak Jero Wacik dalam periode yang akan datang.
Perihal kiprah Angie ke dunia tarik suara (rekaman), saya menyambut positif. Hanya pesanku, bilaman merasa kurang atau tidak cocok, jadikan hal tersebut sebagai yang pertama dan yang terakhir. Saya pribadi pernah mencoba masuk dapur rekaman yang kemudian saya sesali ‘habis-habisan.’ Saya menerima tawaran menyanyi karena saat itu yang menawarkan adalah salah satu perjaka ganteng Indonesia yang sedang naik daun bernama Fariz RM—konon khabarnya saat itu sedang jatuh hati padaku. Dan memang setelahnya saya memilih calon suami yang penyanyi namun sekolahnya betul serta rajin ibadahnya plus dari keturunan baik-baik. Nah… yang saya khawatirkan kegiatan Angie dalam hal menyanyi menjadi hal yang tidak relevan bila dikaitkan dengan koridor Ilmu Marketing Management. Jangan sampai juga kelak Angie menjadi bulan-bulanan masyarakat dan media sehinga menjadi output yang kontra produktif karena diperbandingkan dengan keprofesionalan vocal Reza mantan istri Adjie Massaid yang memang terkenal sexi serta berkarakter kuat sebagai salah seorang Diva Indonesia. Namun sebagai sebuah kenang-kenangan bagi keluarga mungkin tidak ada salahnya memang…
Ayo bangkit Angie…kamu belum menjadi salah seorang Menteri Pariwisata tercantik dari Indonesia. Go for the best my sister in faith… I am so proud of you!
Sumber dari Blog Ibuku Marissa Haque di: http://marissahaque.blogdetik.com/2011/04/18/brand-sebagai-konsistensi-yang-mengalir-serta-tidak-kaku-marissa-haque-ikang-fawzi/